Tengah malam yang sunyi dibulan April. Aku dengan sejuta bayangmu
yang mengerumuni pikiranku.
Entah sajak kapan ia datang, yang aku
tau sekarang ia ada. menjalajahi dan terus menjelajahi. dalam pikiranku.
Ketika aku menutup mata, bayangan itu kian menjelma. nampak seperti
nyata.
Wajahmu, senyummu, derap langkahmu, caramu duduk, caramu
menyapaku, hingga diam mu itu pun seakan bagai sentuhan lembut yang
membelai kerudungku. Semua itu seakan menjelma. seperti nyata.
Aku
harap kau tak lagi mengirimku pesan singkat yang hanya akan membuatku
berharap semu terhadapmu, karena hal ini hanya akan membuatku tersiksa,
dan semakin membuatku tersiksa dengan sejuta bayangmu yang terus
menjelajahi pikiranku.
Masih lekat dalam ingatanku ketika senja
yang berbalut mendung kau menemaniku, duduk dibawah pepohonan rindang,
dan senyum itu kembali melelehkan hatiku. akhh…. dasar, kau memang
penjajah.
Cukup!! aku tak mau ia dengan mudahnya menjelahi
pikiranku. Tidak!! akhhh……….aku ingin amnesia saja, supaya aku tak harus
bersusah payah ketika menaggalkan bayangmu ditebing nun jauh disana.
Dulu,
aku tak menyukaimu. Gayamu yang sok yes, arogan, berantakan, itu sudah
cukup membuatku ilfil untuk mengenalmu apalagi menyapamu. Kini, semua
berbanding terbalik. Yaa, sepertinya aku tlah salah menilaimu. Dan harus
aku akui, kau memang “pandai”.
Rasa-rasanya Bayangmu
terlau kuat untuk ku enyahkan sendiri, sepertinya aku harus menyewa bala
tentara untuk sekedar membantuku dalam memusnahkan bayangmu itu.
dengan begitu kau tak akan sempat menjelajahi hatiku. Sudah cukup
pikiranku saja. Untuk hatiku ,tidak!! ahhh…tidak boleh. kau, harus aku
sendiri yang memusnahkanya, sekuat apapun bayangmu itu Tak harus ada
orang lain apalagi bala tentara yang memnbantuku untuk memusnahkan
bayangmu itu. Aku masih bisa sendiri, karena aku cukup cerdik. Aku masih
bisa.
Heii…kau, kapan mau mengajakku ke tebing ditepi
pantai?? biar aku bisa cepat memusnahkan bayanganmu yang hanya
menorehkan semu. aku akan mendorongmu dari atas tebing hingga terlempar,
dan tenggelam ke dasar lautan. begitu pula bayangmu yang akan
kutanggalkan disini, disebuah tebing ditepi pantai. mungkun ini cara
yang memang tak berprikemanusiaan, tak apalah….asalkan bayangmu itu
enyah secepatnya. Bisakah????entahlah……..
Jogja,
5 April 2012
tengah malam yang mengabu-abu.
Rss
Google+
Facebook
Twitter