Gadis berkerudung merah, ia berjalan sendiri menuju gedung tua yang
sudah riuh pengunjung untuk melihat pementasan teater. wajahnya nampak
ceria, gerak tubuhnya pun terlihat lincah.namun ada yang berbeda,
auranya. yaa, auranya. sorot matanya tak dapat berbohong, dia sepertinya
sedang berselimut lara. seberapa pun rapihnya ia menyembunyikan lara
yang sedang menggerogotinya, tetep, mata itu tak bisa berbohong.
Gadis
berkerudung merah, berlari menghampiri kawan karibnya. Dengan senyum
sumringah yang dipaksakan ia menyapa kawan karibnya itu. ia memilih
duduk di bangku nomer tiga dari depan. ia benci kesendirian, ia benci
kekosongan, karena menurutnya itu hanya akan mengundang derai air mata.
ia nampak lelah dan mengantuk, namun tak mau ditunjukan kepada kawan
karibnya itu. Pementasan dimulai. saura semakin gaduh namun tetap
tetrkontol.
“Kawan, ingin rasanya aku mengadu padamu,
tentang apa yang aku rasa sekarang ini. aku marah, benci, juga sedih.
aku ingin menangis, tapi aku tak bisa. yaa, mungkin duka ini biarlah aku
yang merasakannya sendiri.”
Gadis berkerudung merah,
melamun. dalam lamunannya ia merasakan sesak yang yang begitu mencekik
uluhati. pertunjukan teater seakan membatu, riuh penonton seakan
membisu,
“kenapa kau membohongiku?? apa salah ku padamu
hingga kau tega jadikan aku….. akkhhh..
Tadinya aku ingin
mencintaimu melebihi mencintai hujan dan embun pagi, tapi ternyata ini
yang aku dapatkan. aku ingin membunuhmu!! tapi aku....aku....
Akhhh..
aku memang tolol.”
Sebelum pertunjukan teater
berakhir gadis berkerudung merah dan kawan karibnya beranjak dari tempat
duduk lalu menuju ke arah pintu keluar dan pulang.
“kawan,
aku tidur ditempat mu yaa? aku benci kesendirian dan itu pasti tak
terelakan kalau aku pulang (ke rumah ku). aku takut nangis (mengumpat
dalam hati)”
“Oke, kita buat spageti jawa yaa buat makan
malam yang sudah terlawat beberapa jam. haha”
“iyaa,
hahaha (memaksakan diri)”
Sesampainya di kamar
tepatnya dilantai 2, gadis berkerudung merah itu memilih memandangi
langit yang nampak menawan. terlukis senyum seseorang di antara gemerlap
gemintang. gadis berkerudung merah menitikan air mata. ia mencoba
mengintip apa yang sedang dilakukan kawannya itu dari balik pintu,
ternyata kawannya sudah tertidur lelap. ia mengaktifkan hp yang sedari
beberapa jam lalu di nonaktifkan, beberapa pesan singkat diterima.
salah ssatunya dari seseorang itu.
“Kau semakin membuatku
sedih dan kesal, apa kau tak pernah menyadari dimana letak keslahanmu
itu,hah?? akkhhh, mungkin kau memang tak mengaggapku ada maka dari itu
kau tak menyadari letak kesalahanmu dimana. menyebalkan!!! begitu
tololnya aku. ”
yaa sudahlah.....
Semangat....
Jogja,
hari itu hari dimana aku begitu membencimu.
Rss
Google+
Facebook
Twitter