Ditepian danau, ku labuhkan tubuh ini. duduk diatas tanah coklat yang
bealaskan rerumputan hijau. kupu-kupu berwarna merah jambu melintas
tepat didepan mataku, menggodaku, memainkan rambutku, bertengger
dipundakku, lalu terbang dan menari-nari diatas danau berwarna abu-abu.
sebuah perahu mungil lengkap dengan dayungnya terdampar tepat disamping
aku terduduk. beberapa menit pandanganku terarah pada perahu mungil itu.
"
wahai perahu mungil, bisakah kau membawaku ke pulau terjauh dimuka bumi
ini?? biar tak ada lagi orang yang tersakiti (karena aku)."
Tangan
ku meraih perahu mungil yang terdampar itu, dengan hati-hati aku
menaikinya. setelah aku mendapati kenyamanan dalam duduk ku, entah
dengan daya apa tiba-tiba perahu mungil yang aku tumpangi berjalan
dengan sendirinya. ia mengapung diatas danau berwarna abu-abu. ia
mendayung, mendyung dan terus mendayung. dan, gerimis bening jatuh
membelai pipiku.
" Bawalah aku ke pulau disebrang sana,
wahai perahu mungil. di pulau tak berpenghuni itu. Cepatlah!! aku tak
mau berlama-lama diatas danau yang seharusnya tak berwarna abu-abu ini.
bila saja danau ini berwarna biru, mungkin aku akan menenggelamkan
diriku. menikmati tiap kesejukan yang memeluk tubuhku. "
Perahu
mungil melabuhkan dirinya, aku turun. pasir disini terasa begitu hangat
menyentuh kaki ku yang tak bealas kaki. pulau kecil menyambutku dengan
jamuan taman-taman wangi yang menawan, bunga-bunga yang rupawan,
rumput-rumput dan pepohonan yang menghijau. juga ada banyak kupu-kupu
merah jambu yang menari-nari mengiringi langkahku. suara gemericik air,
sungguh mendamaikan jiwaku. hatiku. Dan, gerimis bening jatuh membelai
pipiku (lagi).
" inikah surga di dunia?? akan ku ciptakan
duniaku sendiri. disini. tanpa aku harus merasakan lara karena meredam
rasa cintaku. dan tentunya tak akan ada lagi yang merasa tersakiti
ataupun terluka (karena aku). disini aku ciptakan kebahagiaanku sendiri.
"
Jogja,
untuk
jiwa yang ingin terlepas dari belenggu ketidaknyaman.
Rss
Google+
Facebook
Twitter