Laki-laki itu seorang seniman, dia sedikit angkuh mungkin karena ia
merasa mempunyai segalanya, padahal menurut ku dia tak begitu tampan,
tapi aku begitu tergila padanya. dia juga begitu liar, dan aku menyukai
itu. Dia sering menjumpaiku di belakang galeri tempatnya menarikan
kanvas, dia nampak seksi dan menggoda. aroma tubuhnya, akkhh...membuatku
lemas tak berdaya. ijinkanlah aku memilikimu seutuhnya. akkhh, shit.
kenapa kau harus bersama wanita itu, bukankah kau tau aku pun begitu
mencintamu.
Laki-laki itu seorang seniman, Rambutnya
selalu nampak acak-acakan. Banyak putung rokok berserakan. aku sering
melihatnya bertelanjang dada saat ia mulai memainkan kuasnya diatas
kanvas, ada desir aliran darah ditubuhku yang tak terdengar oleh indra
pendengaran ku sendiri. sungguh, kau nampak seksi sekali. mendekatlah,
aku ingin memelukmu.
"Shopie, seniman itu sudah mempunyai kekasih"
"aku
tau, tapi aku begitu menyayanginya. Bibi, hanya dia yang bisa membuatku
lupa hari, bulan, dan tanggal yang ada dalam kalender masehi. bahkan
akupun sering dibuatnya lupa makan. Dia kuas, kuas yang dapat melukis
pelangi dalam kehidupanku"
"kau ngeyel, kau tau ini salah.
jangan teruskan!! bibi tak mau kalau nanti per-peri air mata
menghukummu dengan tangisan berabad-abad "
"perasaan ini memang membunuh akal sehatku sendiri, bibi."
"Lupakan
seniman itu! bibi tak mau kau terluka, Shopie. mencintai laki-laki yang
sudah mempunyai kekasih itu tak baik. itu menyakitkan. jangan kau buat
dirimu sendiri menderita, shopie."
"Ma'af bibi, Shopie lelah. Shopie mau istirahat dulu"
Dalam kamar, aku terbaring dengan pikiran yang meliliti akal sehatku. aku tak bisa bila harus melupakan seniman itu.
dia
oase dalam gersangku, dia hujan dalam keringku, dia suluh dalam
pekatku, dia tinta dalam kertas putihku. dia, dia, dia segalanya. aku
memang sudah gila, aku tak peduli. Bukan!! aku bukanlah lah budak
kejahatan. bibi benar, mencintai laki-laki yang sudah memiliki kekasih
itu menyakitkan. belum tentu laki-laki yang aku pikirkan dan aku puja
itu juga merasakan hal yang sama. memikirkanku?? memujaku?? akhh, kini
aku baru merasakan apa yang dikatakan orang kebanyakan "tenggelam dalam
lautan nestapa".
"Wahai senimanku, kenapa kau harus
melukisku dibeberapa bulan lalu kalau pada akhirnya aku tak akan bisa
melupakan aroma tubuhmu yang wangi itu."
Senja
berarak merangkai kumpulan awan gemawan berwarna jingga keemasan. indah
dan menawan. segerombolan burung bangau menggoda pandanganku, membuatku
tak ingin lepas memandang langit senja yang keindahannya laksana
sorotan mata senimanku . aku berjalan mengitari jalanan yang beralaskan
kerikil-kerikil kecil. hp bergetar. 1 pesan diterima.
"Shopie, kau dimana?"
" Disebelah laut, Dibawah langit jingga keemasan"
"10 menit lagi aku sampai disitu, aku sungguh merindukanmu, Sayang"
"aku tunggu"
###
Rss
Google+
Facebook
Twitter