Malam yang murung. Aku dengan segala ketidakberdaayaanku beberapa hari ini. Sebelumnya, sebelumnya aku memang pernah mengalami ini. Sering, bahkan. Tapi untuk bebrapa hari ini, rasanya ketidakberdayaanku ini begitu akut juga menggila. Resah, gundah, gelisah, takut, was-was, malas. Berkumpul. Bersekutu. Melumpuhkanku (Lagi). Tuhan, apakah ini sebuah kutukan?
Dalam beberapa hari itu, hari-hari dimana aku begitu tak beradaya menahan rindu-rindu mematikan, aku sempat berpikir untuk mengakhiri hidupku dengan cara berdiri ditengah-tengah rel kereta api, hanya saja tiba-tiba seperti ada bisikin lembut terdengar olehku. Suara ibuku juga ayahku. Pada akhrinya kuurungkan niatku itu. Aku masih dalam balutan jubah hitam ketidakberdayaan sebab rindu yang tak terealisasikan. Kerinduan yang takterealisasikan seperti menjadi racun dalam jiwa, hati, dan tubuhku, hingga menjadikannya semaikn melumpuh. Lemas, lelah. Tuhan, apakah ini bener-benar sebuah kutukan?
Setelah pertemuan itu, aku coba berpikir keras. Berpikir hingga otakku membengkak. Seminggu ini, aku coba untuk diam, menjauh, membuat jarak, mengasingkan diri. Darimu. Hanya untuk mendapatkan jawaban dari segala kegelisahan-kegelisahanku selama ini. Kegelisahan yang aku sendiri masih bingung berakar darimana. Entah ini berakar dari cinta atau entahlah. Kini hanya rindu mematikan yang menyisa. Rindu semua yang ada pada dirimu. Keseluruhanmu. Tapi aku masih saja belum bisa mendapati itu. Ahh, sial! aku sakaw.
Jujur, kadang aku merasa aku ini begitu tolol. Waktu cukup sering memberi celah pada kita berdua untuk mekebur rindu. Disebuah tempat dimana mereka tak mungkin mampu mengetahui pertemuan kita itu. Aku merasa begitu tolol ketika semesta menghadirkan wajah-wajah mereka dalam bayang-bayang, juga kamu dan kekasihmu. Oh Tuhah, dalam kasus ini, kenapa aku begitu tolol? Tolong aku, Tuhan. Sebab ini juga lah, terkadang aku berpikir untuk pergi ke dunia yang jauh, Jauh sekali. Dimana aku tak mendapati wajahmu didepan mataku. Tapi, hatiku belum mampu untuk bisa lepas darimu. Tuhan, apakah ini sebuah kutukan?
Malam yang murung.
Jogja, 5 Maret 2013
Masih saja bercerita tentangmu. Mungkin aku memang sudah benar-benar jatuh hati padamu sejak dari dulu itu atau mungkin aku memang benar-benar tolol.
Rss
Google+
Facebook
Twitter