“ Sebab kebersamaan itu
lebih indah, pada akhirnya.”
Bila aku ditanya kapan aku ingin
menghentikan waktu, jawabku adalah diwaktu-waktu di mana aku dan kawan-kawanku
menemukan titik kedamaian dalam sebuah kebersamaan. Aku menyadari betul bahwa
tak ada kebersamaan yang abadi, tapi aku juga meyakini bahwa pada
ketidakabadian itu terlahir harapan-harapan. Ya, harapan untuk tetap berpegang
tangan walau mentari mungkin saja tak lagi menghangatkan. Dan benar saja,
aku tak berdaya untuk mengingkari bahwasannya: aku bahagia punya kalian semua.
Kita semua adalah kedamaian yang kian waktu kian menghangat. Semoga. Amiin..
Sekali lagi, tak ada kebersamaan
yang abadi. Tapi, aku juga meyakini bahwa pada ketidakabadian itu terlahir
harapan-harapan. Ya, harapan untuk tetap berpegang tangan walau mentari mungkin
saja tak lagi menghangatkan. Kita semua pernah saling mengacuhkan, saling
mengasingkan, saling berpaling muka, juga saling beradu kehebatan. Memang. Itu
hal wajar, itulah sebuah siklus kehidupan yang mau tak mau harus kita terima.
Tak ada yang yang salah dengan siklus tersebut. Yang menjadi salah ialah bila
kita semua memutuskan untuk berhenti bertahan dan memilih untuk menyerah pada
keadaan. Hei, ingat! Kita semua di sini ada untuk berproses. Ya, berproses
dalam segala hal. Hei, ayolah! Kita semua harus saling memberi kekuatan, saling
mengokohkan, saling mengakrabkan. Sebab, kita adalah kebersamaan yang tak
seharusnya mudah digoyahkan oleh siklus kehidupan. kita semua adalah satu. Dan,
semoga saja kita semua tak akan lelah-lelahnya memperjuangankan kekaraban dalam
tali persahabatan. Semoga. Amiin..
Aku bahagia mengenal dan hidup di
tengah-tengah kalian, kawan-kawanku yang luar biasa dan istimewa. Aku masih
ingat betul ketika aku masih sendiri dan tak berani melangkah untuk sekedar
mengenal kalian jauh lebih dalam. Sampai pada akhirnya, waktu juga yang
menuntunku untuk berani melawan ketakutan-ketakutanku. Kalian tau ini karena
siapa? Tentu saja karena kalian. Sebab, kalian semua adalah kedamaian tersembunyi
yang tak boleh aku abaikan begitu saja. Apalagi aku sia-siakan. Sungguh! Kalian
adalah salah satu kado teristimewa yang sudah Tuhan siapkan dari jauh-jauh hari
untukku yang banyak kekurangan ini. Memang, Takdir Tuhan akan terasa indah juga
pada waktunya.
Oh, Tuhanku yang Maha Baik.
Terimakasih karena Engkau telah mengirim mereka untuk mewarnai perjalanan
hidupku. Ya! Semoga saja kita semua tak akan jemu-jemunya saling menghangatkan
dalam ikatan persahabatan. Semoga. Amiin..
# Untuk kalian semua yang
terlalu istimewa bila aku sia-siakan begitu saja.
Sepertiga malam yang syahdu, 10
September 2013
Rss
Google+
Facebook
Twitter